Apa kabarmu hari ini?
Ah, basi ya pembuka suratku?
Biarlah. Aku hanya ingin tau bagaimana kabarmu di setiap hari.
Setiap jam kalau bisa.
Ya sudah, mari abaikan pembuka suratku yang basi. Aku ingin bercerita sedikit ke padamu. Percayalah ini hanya cerita pendek, sayang.
Begini, jika kau ditanya makna kebahagiaan, jawaban apa yang akan kau berikan?
Kebahagiaan adalah tawa. Begitu?
Bagaimana jika ternyata kau tertawa sendiri? Apa itu juga termasuk kebahagiaan?
Baru saja aku membaca salah satu status twitter yang berseliweran di timelineku.
Begini kalimatnya, “Denganku, kita akan seperti hujan. Jika harus jatuh, kau tak akan sendirian.. - @dramagenic”
Yan, menurutku itu kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah menemukan seseorang untuk kau peluk saat kau bersedih.
Berbagi perih bersamanya.
Ah, mungkin aku terlalu sok tau tentang kebahagiaan, ya?
Entahlah. Tapi menurutku begitulah kebahagiaan.
Ada juga yang bilang, kebahagiaan adalah menemukan diri menjadi lebih bermakna di mata orang lain.
Kebahagiaan menjadi tak bermakna ketika kau berbuat jahat.
Padahal, ada orang yang berbuat jahat demi membahagiakan serta memuaskan dirinya sendiri, bukan, Yan?
Aku pernah sejahat itu, Yan.
Berbuat jahat demi pembebasan diriku sendiri.
Ssssttt… diamlah, ini rahasia kita.
Mungkin situasi yang menentukan makna kebahagiaan itu sendiri.
Mungkin juga kehadiran orang lain setelah penantian panjang, atau mungkin apa saja.
Yan, bagiku, kebahagiaan adalah saat kau tersenyum melihat kehadiranku.
Kebahagiaan adalah ketika aku jatuh cinta padamu, ternyata kaupun jatuh cinta kepadaku.
Kebahagiaan adalah kenyataan bahwa ternyata aku tak berjuang sendirian menjalin cinta, tetapi kaupun ikut berjuang dan menguatkan.
Yan, kebahagiaan adalah kau.
MEL
PENULIS:
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
loading...
EmoticonEmoticon