Hari Ini

Hari Ini

Jalanan ini asing
Hanya deru cintaku yang bising
Rinduku sudah di ujung tebing
Menunggumu tiada bergeming

Senyumanmu masih melekat di lorong batin
Mimpi malam tadi yang masih terpilin
Meski tiada ku kenal jengkal-jengkal kota ini
Sosokmu terasa merambah relung hati
Menuntunku tuk melangkah pergi
Menagih kasih yang berhasil terbayarkan hari ini

Aku masih menyusuri kota kembang, jalanan kotanya yang ramai. Saat ini yang ku temui bukan bunga-bunga indah penuh warna sesuai dengan julukan kota ini tetapi banyak sekali kembang gadis yang sungguh manis. Aku jadi minder sendiri berada di sekitar sini, memandangi tiap gedung yang berjajar dengan label-label tersendiri. Banyak mahasiswa menenteng lembar-lembar kertas atau beransel penuh seperti akan berkemah. Mungkin akademik di kampus ini terasa sampai suasana kampusnya.

"Kak Haryo dimana ? Aku sudah sampai di sekitar kampus sekarang"

"Oh iya, kamu tunggu di sekitar kampus meteorologi ya..."

Ah, dimana tempat yang dimaksud itu. Aku tak tahu tapi tapak kakiku tak mau tahu, ia terus saja melangkah. Entah mengapa degup jantung berdebar cukup cepat sore ini, apakah karena bertemu dambaan hati yang menjadi pemicu detak jantungku ini. Aku sudah lama menginginkan pertemuan ini terjadi semenjak aku kembali berkomunikasi dengannya. Dia tak begitu mengenalku bahkan mungkin belum pernah mengetahuiku saat sama-sama bersekolah di bangku SMA kala itu. Namun dalam hati aku terus berseru bahwa suatu hari nanti pasti aku akan dapat mengenalnya tanpa harus berkhayal hingga merasuki mimpi. Dan suatu hari nanti itu adalah hari ini.

“Kamu dimana Ren?”
“Di tempat duduk warna biru kak dekat taman bunga.”
“Oh, iya aku kesana ya. Kamu yang pakai baju warna cream itu bukan?”

Aku menoleh ke kanan kiri, depan belakang. Aku kira dia sudah menemukanku dengan cepat.

“Hai, Rena?”
“Iya kak.” Aku tersenyum malu-malu
“Sudah lama?”
“Enggak kak, cuman tadi nyari’ lokasinya yang agak lama. Soalnya aku belum tahu daerah sini.”
“Oh iya, maaf ya nggak bisa nganterin kamu langsung kesini. Tadi masih banyak urusan yang harus diselesaikan tapi sekarang udah tuntas kok.” Kak Haryo melemparkan senyuman

Aku tak menyangka, Kak Haryo semakin terlihat dewasa setelah lama kita tak saling jumpa. Wibawanya juga tak pudar, sama seperti ketika ia menjadi pasukan paskibra semasa SMA.

“Kamu lapar? Ayo makan yuk nanti sekalian aku antar kamu jalan-jalan keliling daerah sini biar kamu tahu.”
“Nggak apa-apa kak? Takutnya merepotkan.”
“Ah, nggaklah. Aku akan jadi guidemu selama kamu berlibur disini.”

Mungkin rona di wajahku tak dapat disembunyikan saat ini, raut mukaku mungkin sudah berseri seperti bunga-bunga yang merekah pada hari ini.

Ya, pada suatu hari nanti yang dulu pernah ku serukan lirih dalam hati bahkan menjadi doa pengantar mimpi. Saat ini telah menjelma bahagia di hari ini. Hari ini mengenalnya, hari ini puas menatapnya, hari ini bersamanya, hari ini yang tak pernah terlupa, dan mungkin hari ini pula aku sudah menemukan belahan jiwa.

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

loading...


EmoticonEmoticon