Ku punggungi tempat tidurku , sudah tersedia selimut juga segala apa yang menyenyakkanku dalam mimpi. Namun rasanya enggan beringsut karena semangatku tak surut ketika Kak Haryo kembali mengirimiku pesan setelah sekian lama kita tak pernah lagi berbalasan.
"Ren, bagaimana kuliahmu disana?"
"Baik kak, kakak sendiri bagaimana disana? Di luar kota jauh dari keluarga, sepertinya betah sekali tinggal di kota kembang" :)
"Bisa saja kamu, kangen keluarga di Surabaya sih tapi mau gimana lagi. Disini menempuh ilmu demi masa depan. Bentar lagi liburan ya? Mau kemana rencananya?"
"Pengennya ke Bandung mas, biar bisa ketemu Kak Haryo" :)
Jariku menekan tombol keyboard dengan cepat, lalu hening beberapa saat. Otakku berpikir keras, tak mungkin aku membalas pesan Kak Haryo semacam itu. Bisa-bisa nanti dia malah berpikir macam-macam.
"Belum tahu kak, masih merencanakan liburan ke luar kota. Menyambangi teman yang ada di Bandung. Kak Haryo liburannya sama kan seperti aku? Berarti nggak bisa ketemu Kak Haryo disana ya kalau aku berlibur ke Bandung."
Kopi susu sudah habis di gelasnya sejam yang lalu, tak kunjung jua balasan dari Kak Haryo ku terima. Padahal aku melihat bahwa pesanku sudah terbaca olehnya. Ah, apakah ada yang salah dengan kalimatku tadi? Putaran detik jam semakin membawa malam menjadi larut. Aku menunggu sampai menguap-nguap berulang kali. Mungkin Kak Haryo sibuk dengan tugasnya atau sudah tertidur di jarak pandang yang tak akan pernah bertemu ini? Entahlah..
Aku tak mengerti, bagaimana bisa aku jatuh hati pada kakak kelas semasa SMA yang dia pun tak mengenali siapaku. Padahal sorot mataku dulu selalu mencarinya dan akan menangkap sosoknya lekat-lekat jika telah berhasil menemukannya. Tak pernah ada yang mengetahui jika aku jatuh hati padanya. Dunia maya yang mempertemukan kami kembali, bertegur sapa ala kadarnya. Tak ada obrolan hangat bak jam minum teh setiap kali senja. Semua memang singkat saja bahwa aku terpikat pada pesonanya. Namun dialah menjadi alasan tiap bait sajak di puisiku. Menjadi alasan aku enggan tertidur dalam nyamanya pembaringan. Dan Kak Haryo pula alasan untukku selalu berharap cintanya.
RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:
PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena
PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena
loading...
EmoticonEmoticon