Selamat..
Ah, selamat apa yang harus kuucapkan, lelakiku?
Aku tak tau apakah di duniamu ada siang dan malam layaknya di duniaku.
Entahlah. Aku hanya ingin menyapamu saja, lelakiku.
Kau ingat kali pertama kita bertemu? Senja tiga tahun yang lalu. Senja pertama dimana segala bahagia bermula.
Senyummu begitu menggoda, aku sampai lupa diri.
Lelakiku, aku percaya segalanya terjadi bukan tanpa alasan.
Kau pergi secepat ini pasti karna Dia-pun mencintaimu.
Lelakiku, bukan maksud hati untuk mendua. Tapi, aku ingin sedikit berbagi padamu.
Begini, aku sedang tak bisa berhenti memikirkan seseorang yang entah siapa. Seseorang yang bahkan aku sendiri belum sempat menemuinya, seseorang yang belum sempat kusentuh permukaan kulitnya. Tapi, aku merasakan candu pada segalanya, lelakiku.
Aku begitu ingin duduk di dekatnya, merasakan sehangat apa tubuhnya. Melihat betapa indah senyumnya. Mendengar betapa merdu suaranya. Ah, entahlah. Aku begitu ingin.
Lelakiku, tolong jangan cemburu. Aku hanya ingin berbagi padamu meski detak jantungmu semakin hari semakin asing di telingaku, percayalah rasaku padamu tak pernah berkurang sedikitpun. Kau adalah lelaki paling tabah yang pernah kutemui.
Aku hanya ingin berbagi sedikit rasa, karena entah sudah berapa lama kau tak mau berkunjung ke dalam mimpiku.
Sekali lagi ku ingatkan, jangan cemburu padanya, lelakiku.
Aku mencintaimu. Pun dia.
ACIE MONIQ
PENULIS:
DESIGNER/ IBU RUMAH TANGGA
28 thn
DESIGNER/ IBU RUMAH TANGGA
28 thn
loading...