Aku sudah pernah terjatuh dalam jurang terdalam sekalipun, sudah pernah terjerumus pada relung hati paling berlubang, sudah bersedih di hati yang paling perih. Hingga kini aku tak menyadari bahwa tragedi adalah tempat peraduan tersunyi yang pernah ku miliki. Kisah masa lalu yang begitu pelik menyisakan jerat-jerat usik dalam hidupku. Aku pernah meronta-ronta pada cinta, aku pernah besahaja di dalamnya, pernah mempertahankan kesetiaanya. Namun telah terkoyak begitu saja. Ego-ego berkepala manusia yang menyungkurkanku pada trauma begitu mendalam. Menorehkan bekas sengsara yang tak pernah sirna.
Aku sudah sering bercumbu dengan rindu bergelut dengan sendu. Menangis tersedu-sedu hingga gagu. Sungguh menyiksaku, sesak batinku, pilu. Deru rasa yang tak kunjung merdu juga kasihmu yang tak kunjung perdu untuk sekadar ku raih madu.
Aku sudah menerima beberapa hati namun tetap saja tak terobati luka dalam hati atau malah menambah perih yang menyayat hati. Oh apa ini? Mengapa cinta selalu dipersalahkan ? Padahal pelaku-pelakunya yang menebarkan luka. Aku percaya jika cinta hanya mengandung unsur bahagia.
Aku sudah bosan didatangi pelaku cinta yang katanya membawa bahagia, yang katanya membawa bingkisan rasa, yang katanya ingin diterima apa adanya. Tapi apa ? mereka semua datang dengan mudah dan pergi dengan sengaja. Sangat tidak sopan ! Kau kira hatiku ruang tamu yang menjamu suguhan bagi yang bertamu. Enak saja! Kau kira cintaku ini bak halte tempat bus mini bertengger mencari penumpang demi mendapatkan uang? Hanya bersinggah sebentar lalu memburu waktu dengan gencar. Aku bukan ruang tamu juga tempat persinggahan layaknya halte.
Bahkan untuk menimpali banyak rasa yang datang dan pergi aku letih, bagaimana aku dapat merasakan bahagia lagi ? Semuanya sesaat saja, tak pernah ada yang benar-benar tertambat. Kini aku mempertanyakan persoal dirimu yang ku kenal telah mencuri hatiku tanpa raga saling bertemu. Entah, kau beda atau memang memikat hatiku dengan sengaja?
Ragu kembali melanda, lagi. Aku mudah bosan jika kau tau. Aku tak sudi lagi menunggui balas rasa pada laki-laki terlalu lama. Aku masih mengagungkan kebebasan kalau kau tau. Jika tak segera jangan salahkan jika aku yang memilih tuk menghilang begitu saja tak meninggal rasa apa-apa. Mungkin kau pernah menambatkan hatimu pada gadis-gadis belia lainnya hingga kini kau mengetahuiku. Mungkin pula kau masih menyimpan harap pada mereka juga pada diriku.Padahal saat ini pun aku juga berharap kau memiliki cinta untukku, memiliki keinginan tuk membahagiakanku dan memapahku lepas dari jerat masa lalu. Tapi asal kau tahu, aku tak melulu merundung rasa itu. Segera bebaskan aku. Bebaskan aku memeluk dirimu atau bebaskan aku tak mengenalmu. Mana pilihanmu ?
RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:
PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena
PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena
loading...
EmoticonEmoticon