Count the years on one hand and two fingers held up in the air, it’s a sign that we’ve been together. Mungkin aku terlihat begitu excited menanti hari spesial ini tiba. Bahkan sebelumnya aku sering menggodamu, apakah kau ingat dengan hari spesial ini. Dan kau selalu membalas dengan canda khasmu.
Kalau diulas lagi kisah-kisah kita, rasanya waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah 730 hari kita bersama. Aku sadar ini belum apa-apa, tapi aku bersyukur selama ini aku bersama sosok pria yang mengubahku perlahan-lahan menjadi lebih baik.
“September ceria” rasanya sudah menjadi jargon khas kita untuk hari ini. Mungkin sedikit aneh memang, di mana manusia di seluruh pejuru bumi bersedih memperingati peristiwa yang pernah terjadi pada tanggal ini, namun kita malah bahagia memperingati “hari kita”.
Kau pasti sudah tahu, this is my first experience in a long relationship with a man. Kau juga sudah kuberitahu bahwa sejak bersamamu, aku perlahan belajar dan berbenah diri menjadi pasangan yang mampu meredam egoku. Meski kadang ego juga menjadi masalah di antara kita, tapi rasanya bersamamu banyak perubahan yang kurasakan.
Dua tahun belalu, aku tidak menyangka begitu banyak pengalaman yang telah kita lalui bersama. Aku benar-benar tidak menyangka bisa menjalani masa-masa sulit mahasiswa tingkat akhir bersama kekasihku. We support each other dan itu menjadi salah satu penyemangat yang benar-benar ampuh dan “sweet”.
Aku juga tidak pernah menduga, kita satu sama lain menjadi saksi bagaimana memperoleh gelar sarjana melalui sidang panjang dan mendebarkan, hingga akhirnya kita juga wisuda sama-sama, galau mencari pekerjaan sama-sama, bahkan galau menjadi dewasa sama-sama. Jujur, itu adalah sebuah rencana Tuhan yang benar-benar indah.
Dua tahun ini begitu luar biasa bagiku. Dua tahun penuh rasa manis, pahit, “hambar”, bercampur jadi satu namun tetap utuh dalam kuatnya komitmen untuk bersama. Dua tahun yang penuh pengalaman dari perjalanan kita merantau ke negeri orang. Beberapa tempat bahkan menjadi saksi perjalanan kita berdua. Aku terus berharap perjalanan ini akan berlanjut hingga di tahun-tahun berikutnya.
By the way, saat aku membaca puisi karya BJ Habibie untuk istrinya, Ainun, ada penggalan bait yang benar-benar membuatku terenyuh. Sudah lama ingin kuberi tahu padamu tentang hal ini, tapi selalu kuurungkan niat itu karena dulu kupikir tidak penting. Tapi, rasanya aku harus menyampaikan bahwa apa yang disampaikan pada bait puisi itu sama persis dengan apa yang kurasakan…
mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang
tanpa mereka sadari …
bahwa kaulah yang menjadikanku kekasih yang baik
mana mungkin aku setia
padahal kecenderunganku adalah mendua
tapi kau ajarkan aku kesetiaan hingga aku setia
kau ajarkan aku arti cinta
sehingga aku mampu mencintai seperti ini
Sekali lagi, selamat “september ceria”. Maafkan atas kekuranganku selama ini. Simpan saja dalam hatimu apa-apa yang menjadi kelebihanku, semoga kelebihan itu mampu menjadikanmu pasangan yang baik pula bagiku. Mari kita sama-sama berbenah diri menjadi pasangan yang baik, karena aku (bahkan kurasa kau juga) percaya bahwa pria yang baik adalah untuk wanita yang baik, begitu pula sebaliknya.
Well, today is you-and-I day and I hope someday we really feel a day where we are united by the holy bond that called, marriage. Amin.
DILA NOVIA
TENTANG PENULIS:
PELAJAR/ MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: tulisandila.wordpress.com
Twitter:@noviafrd
Instagram: https://instagram.com/dilanovia/
PELAJAR/ MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: tulisandila.wordpress.com
Twitter:@noviafrd
Instagram: https://instagram.com/dilanovia/
loading...
EmoticonEmoticon