Tanpa kau, aku memang bukan apa-apa.
Bahkan, sewaktu-waktu aku sendiri tak tau untuk apa aku hidup.
Aku lebih sering diam di dalam tubuhku sendiri yang kerap semena-mena pada diriku.
Aku cuma bisa memaki dia, dia, dia dan dia yang selalu semena-mena padaku.
Aku memaki aku. Berulang kali.
Tanpa kau, aku lebih ingin menjadi robot yang di pundaknya terdapat tombol off ketimbang menjadi manusia.
Aku mau protes. Tapi bingung protes sama siapa.
Mau protes sama Tuhan, takut dikira gila dan tak punya agama.
Padahal, kita punya cerita masing-masing perihal Tuhan, bukan?
Ah, entahlah. Dia, dia, dia dan dia memang sulit di pahami.
Ada benarnya memang Pink bilang, “Sometimes is good better to never ask why.”
Kini, sudah sampai pada batas aku jijik memaki diri sendiri.
Bosan meraung di telinga sendiri.
Lelah mengutuk diri sendiri.
Aku lelah. Setengah mati mau mati.
Setengah mati mau terlelap dalam pelukanmu sampai pagi.. Yan.
MEL
PENULIS:
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
loading...
EmoticonEmoticon