Hati Tak Bertuan

Hati Tak Bertuan
Aku meneliti lebih dalam mengenai hati. Milikku sendiri.
Bagiku dunia nyata dan dunia khayal sama saja.
Aku selalu mampu menjelaskan kamu dan kamu di dalam keduanya.
Sedikit berfikir dan beberapa kali bertanya.
Hati ini maunya apa.
Selama ini dalam satu sisi aku merasa mencintai seseorang.
Tetap mencintainya walau dia beristri.
Dan di sisi lain, ada seseorang yang selalu mampu ku tunggu, ku harapkan cinta dan hadirnya dalam nyataku.
Ku nanti cerita takdir akan mempertemukan kami kembali.
Keduanya sama-sama berasal dari masa lalu.
Keduanya mampu membuatku terbang.
Dan mungkin aku mencintai keduanya.

Dan beberapa hari setelah aku menuliskan pengharapanku pada pergantian tahun.
Pertanyaan mengenai hati sedikit menjadi gamang. Hatiku terasa hambar.
Aku tak tau lagi harus mencintai siapa. Menanti siapa. Dan menginginkan siapa.
Bagiku semua rasa ini terlalu abu-abu.
Hingga tak mampu lagi terjelaskan.
Hatiku sudah tak bertuan. Tak terpaut lagi.
Padahal sebelumnya, aku tak pernah semudah ini berbalik arah dan merubah sesuatu.

Harusnya aku tak perlu bingung.
Harusnya aku bahagia jika tak ada lagi tarik menarik soal hati lagi.
Logikanya, jika kau cuma punya satu hati dan ada yang mengambilnya, bukankah kau tak punya lagi.
Harusnya aku bahagia.
Sekarang hati dan cinta ini utuh. Milikku sendiri.
Ternyata semudah itu.

VERONICA LIZA OLIVIA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: lizaolivia.wordpress.com

loading...


EmoticonEmoticon