Waraslah, Rindu Itu Biasa Saja

Waraslah, Rindu Itu Biasa Saja

Kepadamu Al,
Segala yang dikatakan rindu ternyata lebih rumit dari biasanya.

Al, kamu benar mungkin sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi untuk selamanya.
Karna sesebentar apapun itu jika kita bertemu, pertahanan ku mudah saja untuk runtuh.
Aku bisa saja mengulang kembali semuanya dari awal cerita.
Mulai dari melupakan cara tersenyummu yang hanya satu arah atau tanganmu yang tiba-tiba menyusap kepalaku dengan mesra.
Al, sungguh aku membenci caraku yang selalu jatuh cinta padamu di menit pertama dan putus asa karenamu di menit kedua.

Al, aku tahu aku memang tidak waras.
Aku masih saja bersikeras.
Al, mungkin dalam hitungan hari ini bulu-bulu matamu akan banyak yang terjatuh.
Sebab aku sedang rindu-rindunya mendarat di pelukanmu.
Kata orang begitu Al mitosnya. Tak apa ya?
Semoga bulu matamu cepat tumbuh nantinya.
Tapi mungkin sebelum bulu-bulu matamu matamu berbaris rapih seperti semula, rinduku berikutnya akan datang menyerang.
Jadi belajarlah ikhlas jika kamu tak punya bulu mata.

Al, aku ingin bercerita banyak padamu. Banyak.
Soal tingkat kewarasanku yang tiba-tiba sangat rendah ketika aku sedang ingin-inginnya kita berjumpa.
Al, aku sempat lihat beberapa postinganmu di lini masa.
Aneh ya Al, seberapapun aku menghindarimu ternyata semesta punya caranya sendiri untuk mempermainkanku.
Aku kira kamu sudah pergi, paling tidak kamu sudah keluar dari galaksi bima sakti.
Ternyata kamu masih disini Al. Disekitarku.
Dekat denganku, pantas saja aku masih bisa merasakan keberadaanmu.

Al, coba kamu bayangkan rasanya jadi aku.
Aku yang mencintaimu tanpa jenuh.
Yang menunggumu tanpa batas waktu.
Yang merindukanmu sepanjang hariku.
Kamu pikir itu biasa saja? ini berat Al.
Lebih-lebih dari yang bisa kamu bayangkan.
Sebenarnya aku bisa saja menghubungimu lebih dahulu, menanyakan kabarmu dan bagaimana hari-harimu tanpa aku.
Tapi aku rasa aku harus tahan terlebih dahulu itu.
Sebab aku ingin suatu saat nanti kamu yang mencariku.
Meskipun aku tahu pada akhirnya tungguku sia-sia dan harapanku angin saja.
Aku rasa itu tidak akan percuma.
Percayalah, Tuhan akan membalas keihlasanku dengan sempurna.

Al, ini rasanya lucu sekali.
Aku merindukanmu tanpa solusi.
Aku ingin bertemu tapi hatiku bilang agar aku jangan melakukan itu.
Al, aku bisa apa selain menunggumu dengan percuma?
Al, aku rindu. Sangat.
Tapi hanya doa yang membuatku merasa kita tak lagi tersekat.
Al, aku ingin kamu tau aku masih diam-diam menangisi kebodohanku.
Al, buatlah hariku biasa saja.
Bantu aku, untuk paling tidak lupa caranya merindukan kamu.
Bantu aku Al, buatlah seakan-akan merindukanmu itu hal yang biasa saja.

Al, aku kalah lagi.
Diriku mungkin sudah lama pergi.
Tapi ternyata hatiku masih tertinggal di kamu.
Jika ada waktu luangmu, temui aku.
Kembalikan lagi seluruh hatiku, aku butuh itu.

INTAN IRA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: http://aksaraira.blogspot.co.id/

loading...


EmoticonEmoticon