Aku Sudah Lelah Jika Kami Terus Ditentang Dan Tak Direstui


asyik disuapin pacar, cowokku romantis, hubungan tak direstui, hubungan tak direstui keluarga,  hubungan tak direstui diduga jadi penyebab, berita hubungan tak direstui, contoh hubungan tak direstui, orang tua melarang hubungan anaknya  diamonita.blogspot.com

Dosakah aku mencintai mu..

Mendampingimu, inginkanmu..

Aku menjadi diri sendiri, tak peduli apa kata dunia..

Ku nanti hari ketika cinta datang, cinta menang..

Jadi sayangku, bertahanlah bila terkadang mulutnya kejam..

Peluklah aku, jangan menyerah..

Mereka bukan hakim kita..

Di temani sunyi malam, sayup-sayup suara giring benar-benar menyempurnakan gejolak hatiku yang selalu bersemangat mempertahankan cintaku setiap meraka menekankan untuk menyudahinya. Di sisi lain hatiku, tekanan itu begitu terasa, begitu menusuk. Sesekali kuseka air mataku, berusaha menepis anggapan mereka yang sungguh sangat membuatku terpuruk. Hari-hariku jadi semakin resah.

Aku sangat menyayanginya. Aku tak pernah seyakin ini, yakin sangat mencintainya..

Berkali-kali aku membayangkan seandainya perbedaan itu tak bisa membuat aku dan dia bersatu. Bibirku bergetar hebat karnanya, tak mempu lagi untuk berteriak.

Kutatap lagi foto yang penuh dengan senyuman itu. Senyuman seseorang yang telah menyempurnakan hidupku sejak dia membawa cintanya masuk dalam kehidupanku.

Mengapa mereka mampu menyakiti hatiku dan hatinya yang saling mencintai dengan alasan bahwa aku dan dia berbada? Kemudian menjadikan perbedaan itu sebagai sesuatu yang menjjijikan. Yang tak pantas jika saling bersatu.

Kembali aku pada pendirianku, memangnya siapa mereka yang dengan seenaknya berkata begitu. Bukankah Tuhan yang membuat perbedaan  itu sendiri?

Lihat saja pelangi, terlihat indah meski warna nya berbeda, bersatu dalam satu lengkungan. Jika ciptaan Tuhan yang tanpa nurani bisa begitu menghargai perbedaan, lalu mengapa manusia yang diberi akal budi, logika justru memandang perbedaan itu sesuatu yang menjijikkan.

Katamu, “Kita akan membuat mereka bosan menentang kita.”

Sedetik kemudian, aku kembali melemah. Membayangkan apa lagi yang akan mereka lakukan.

loading...