Sepucuk Surat #2



Bukankah benda mungil yang sengaja dibuat sebagai penghias itu telah berada di tanganmu pula?
Tak perlu merasakan bahwa kami adalah yang paling sejati meskipun hal itu yang sedang kami perjuangkan saat ini.
Kau masih ada dalam dekapan perbincangan kami kala itu,
masih menjadi salah satu ingatan dalam otak kami masing-masing,
masih sebagai seseorang yang mampu mengutuhkan apa apa yang pernah hilang,
dan mungkin persahabatan memang masih sengaja aku tumbuhkan.

Persoal kau yang kini telah mampu menguatkan diri untuk mengatasi iri bahkan dengki dengan diri sendiri,
akulah yang paling percaya akan itu namun aku pulalah yang paling tidak percaya jika kau mampu mengatasinya sendiri.
Aku sampai tak enak hati dengan surat yang kutulisakan untukku,
mungkin akulah seseorang yang acuh pun tak mau tahu tentang bagaimana perasaan orang lain.

Maafkan jika aku belum mampu memberikan apa yang kau pinta meski hanya sebuah pelukan.
Terkadang perasaan perih juga jika mengetahui sebegitukah perasaan yang terpendam pada orang orang yang menyayangi aku. Tapi sungguh aku pun berusaha menjaga kalian agar tak pergi.

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

loading...