Yan, sudah terlelap dalam tidurkah kau, sayang?
Ah, tentu saja kau sudah terlelap.
Kau pamit tidur padaku pukul sepuluh tadi karena kondisi tubuhmu yang memang sedang tidak sehat.
Tak apa. Aku paham.
Meski masih rindu, aku harus rela membiarkanmu tidur lebih dulu.
Supaya kau cepat sembuh, cepat baik-baik saja, dan cepat menjahiliku lagi.
Yan, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Tetapi mataku belum juga terpejam.
Hey, jangan marah dulu.
Aku masih terjaga begini karena aku sedang mengingat-ingat bagaimana bisa senyummu mampu membuatku bertekuk lutut.
Aku juga mengingat-ingat bagaimana bisa pelukkanmu mampu membuatku betah.
Lalu bibirmu, matamu, pipimu, rambutmu, aroma tubuhmu dan segalamu yang membuatku candu.
Membuatku betah berlama-lama di dekatmu.
Membuatku rela berpura-pura mengantuk hanya demi berbaring di dadamu yang menenangkan.
Yan, ini adalah hari kesekian aku mencintaimu.
Hari kesekian aku bersyukur atas segala hadirmu.
Hari kesekian aku semakin takut kehilanganmu.
Jadi Yan, menetaplah di sisiku lebih lama.
Lebih lama dari harapan.

MEL
PENULIS:
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
loading...
EmoticonEmoticon