Pelukan BundAy

Pelukan BundAy

Malam itu, ketika perayaan hari penuh cinta telah usai aku mengahambur ke pelukanmu BundAy. Entahlah, mungkin aku memang perlu banyak pelukan sekadar untuk menguatkan hatiku yang lemah sebab beberapa hari yang lalu sempat patah.

BundAy, aku pernah menceritakan banyak keraguanku tentang asmaraku, ketidakpercayaan diriku untuk mampu bersama dengannya, dan BundAy memberikan wejangan yang memantikkan kekukuhanku untuk mempertahankan cinta dengannya.  Bund, apakah cinta yang didapatkan secara mudah akan mudah patah juga? Terkadang aku lelah berulang kali merasakan sakitnya hati yang patah.

Setelah malam itu berakhir, sesungguhnya aku tak ingin melepas pelukan darimu BundAy. Setidaknya aku ingin BundAy memberikan nasehat yang menghangatkan ulu hatiku yang gigil sebab keterkejutan atas segala rasa yang tiba tiba hilang. Seakan bunga bunga yang bermekaran layu lebih cepat dari yang kukira. Segala suka cita kini menjelma rindu yang tak terbantahkan.

BundAy, bila tangis mampu meluruhkan segala kecewa aku ingin menangis di pelukanmu. Jika isak mampu meneriakkan segala lara, aku ingin berseloroh kencang hingga lega setelah pelukanmu merengkuhku.

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

loading...


EmoticonEmoticon