Kendi di hadapanku masih liat
Bertesktur kasar, berwarna cokelat
Menampung kecipak-kecipak kesegaran
Ada kumandang menyeru Tuhan
Ah sudah petang..
Mataku pun tak lagi nyalang
Kutelungkupkan telapak tangan
Membasuh muka dengan air sesegar telaga
Kulit masih menempa dingin
Sepersekian detik kemudian
Sebelum aku mengamini tiap rapalan doa
Kerumun bayangan putih turun
Serundung tipis selayak kabut
Kemudian malam tak lagi pekat
Kepala kudongak
Bintang-bintang telah lekat pada angkasa
Bulan telah meminang cahaya
Lalu apalagi yang harus kudustakan tentang keindahan
Para malaikat pun kegirangan
Aku takjub bukan kepalang
Dewa-dewa menampakkan secuil surga
Alam pada malam telah menjelma serupa istana kahyangan

TENTANG PENULIS:
PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena
PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena
loading...