Selamat malam, tuan pencipta debar dalam dada.
Kemarilah. Ada rindu yang ingin kusampaikan pasal kebisuan yang kian membatu.
Rindu? Tentu saja aku rindu.
Entah hatiku, entah mataku yang ketagihan menikmati keindahanmu.
Wanita egois mana yang sanggup mengabaikanmu lebih lama selain aku?
Padahal nyatanya mataku selalu mencuri pandang untuk menelusuri tiap lekuk tubuhmu.
Aku memang wanita dengan gengsi setinggi langit.
Lalu kau?
Kau adalah si pencipta debar dalam dada, lelaki jalang yang menjatuhkanku ke dalam dunianya tanpa aba-aba.
Dan sialnya aku malah ingin tinggal.
Ah, dasar kau lelaki jalang.
Kau menarik paksa seluruh perhatianku.
Aku bingung harus memakai paham mana untuk bisa berhenti mengagumimu.
Kelak, bolehkah kusentuh jemarimu?
Hanya untuk memastikan bahwa kau nyata.

MEL
PENULIS:
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
MAHASISWI
AGE: UNKNOWN
loading...