Mencumbui Imaji


mencumbui imaji, insomnia, susah tidur, menunggu mata terpejam, pelukanku, reinkarnasi  diamonita.blogspot.com

Melakukan ritual sebelum tidur
Menggunakan pembersih wajah,
menggosokkan gigi yang berplak,
mengoleskan krim malam juga menyibakkan selimut untuk raga.
Namun apa yang ku lalui pada akhinya?
Aku hanya bisa terjaga, tak pernah ada lelap yang singgah.
Aku selalu membenci tuk memulai tidurku.
Bukan melulu soal insomnia, talasemia, anemia, atau apalah itu saudara mia mia yang lainnya.
Namun memang pikir dan mataku selalu beradu untuk sekadar terpejam lalu memetik bunga mimpi di malam hari.
Aku merasa malam hari adalah waktu paling setia yang mengahadiahkanku lampu-lampu inspirasi.
Kembali lagi jika pikiranku selalu seteru tuk membawaku tidur saja yang nyenyak.
Padahal kamarku cukup nyaman untuk melepas penat.
Jika saja aku tak begitu lelah maka mata tetap saja ingin menyala.
Mungkin aku memang tak mau melewatkan malam walau seringkali menguap.
Hingga suatu saat aku mencoba rejam dan memeluk sesuatu sejajar diriku.
Rasanya begitu nyaman juga hangat ditambah balutan selimut.
Tapi tetap saja tak mudah saja aku tertidur
Ternyata pelukanku ini membawa imaji jauh terbang tinggi sebelum bermimpi.
Aku mencumbui suatu ini tepat di permukaan bibirku.
Hmm...fantasi rupanya telah menjadi pengantar tiap tidurku di malam hari.
Mencoba menyelami kata orang surga dunia yang tak pernah ku tafsirkan sebelumnya.
Mungkin nanti, sesuatu ini akan bereinkarnasi
dan tak sepihak ku cumbui hingga mesra mengantar debar juga tidurku sampai pagi.

RENA KHARISMA
PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

loading...