Bukan Surat Cinta



Kepada lelaki yang berlalu lalang di kepalaku

Yan, adakah yang ingin kau sampaikan sebelum aku lebih jatuh cinta kepadamu?

Baru sebentar rasanya, tapi kau sudah menjadi bagian yang tak bisa kusisihkan dari hari-hariku.
Setiap terbangun dari tidur, kau adalah yang paling pertama kuinginkan.
Aku ingin melihat apa yang sedang kau lihat.
Mendengar apa yang sedang kau dengar.
Merasakan apa yang sedang kau rasakan.
Kau indah.
Seluruh inderaku pun tau itu.
Tubuhmu, suaramu, senyummu.
Satu-satunya yang berhasil membuat aku ketagihan.
Kau sanggup menghadirkan debar-debar yang tak biasa.
Pecayalah, ini bukan surat cinta yang dibuat menjadi indah dengan harapan pembacanya mampu melayang hingga ke puncak semesta.
Bukan juga hendak mengagung-agungkan segalamu.
Ini mutlak apa yang kurasa.
Pertahananku begitu rapuh akan pesonamu.

Aku menikmati menjalani hari bersamamu.
Kegirangan mendapati namamu yang tertera di layar ponselku.
Tersenyum saat menikmati sebuah sisi darimu yang mungkin kamu sendiri tidak mengetahuinya.
Saat menikmati sisi darimu itu, aku juga sedang melepas kebebasan atas diriku tanpa batas.
Tanpa sebuah kepura-puraan.

Rasanya seperti melayang di udara dengan kaki tetap menginjaki bumi.

Aku mencintaimu.
Kalimat itu tidak sesederhana empat belas huruf yang merangkainya.
Tidak. Itu lebih besar dari semesta.
Kalimat itu juga bukan tentang apa yang harus diutarakan agar terlihat romantis, tapi tentang apa yang harus diluapkan.

Mencintaimu adalah bahagia yang menggema di semestaku.
Sejauh yang kuingat, aku telah mengakrabkan namamu pada harapan.
Percayalah. Itu bukan perkara mudah.
Hati yang meyakinkan kenapa aku mampu mencintaimu tanpa ragu.


MEL
PENULIS:

MAHASISWI
AGE: UNKNOWN

loading...


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)