Senyuman Jatuh Hati



Sepoian angin senja kali ini terasa begitu sejuk sekali menerpa, tak ada mentari lagi yang terik hanya saja kini aku tertarik dengan senyumnya yang membuat hatiku terkikik.

“Bagaimana materi hari ini? Ada yang ditanyakan?”

Terpaan cahaya fajar yang perlahan menuju ufuk barat semakin membuat senyumannya begitu terasa sebagai oase di padang gersang. Ah, asisten dosen yang satu ini memang selalu berhasil memikatku hanya dengan senyumnya saja.
           
“Baiklah, saya kira cukup. Selamat sore terima kasih.”

Aku melihatnya sibuk membereskan barang bawaannya, kali ini memang kami berkuliah di luar ruangan tepatnya di taman kampus. Tapak demi tapaknya yang mulai menjauhiku masih saja ku hitungi. Kemudian hilang sudah di balik pohon mahoni.

*****

Jika jelaga adalah akhir rindu ini
Maka biarkan bara asmara jadi saksi
Bahwa tak ada cinta yang sejati
Selain cinta yang ku miliki


Aku sempat heran melihat secuplik puisinya di akun twitter. Ada salah satu akun twitter temanku yang meretweet puisi milik asisten dosen itu. Lalu aku mulai mengikuti twitternya, sajak-sajaknya sungguh menyejukkan jiwa mungkin itu adalah salah satu mengapa aku jatuh cinta kepadanya. Aku memberanikan diri untuk mention akun twitternya walaupun aku rasa ia juga tidak akan tahu siapa aku sebenarnya. Sampai saat itu aku sering sekali berkomunikasi dengannya di sosial media twitter. Di timeline twitter hanya akun miliknya yang aku nantikan. Terkadang aku merasa dia sering membalas tweet sajakku walaupun tanpa ada mention dari dia. Bukan merasa terlalu percaya diri namun sajak yang ku tweet dan sajak yang dia tweet seperti menjadi sajak duet. Rasanya bunga-bunga bermekaran di semua sudut hati.

*****

“Kamu Sisil kan, mahasiswa yang waktu itu bertemu kuliah dengan saya?”

Minuman dingin yang ku pegang terasa menghangat seketika, jantungku dag dig dug tak karuan.

“Eee..iya pak, eh, mas eh, kak...”
“Panggil Reno saja.” Jawabnya sambil tersenyum

Oh Tuhan, benarkah orang yang berhasil mencuri hatiku ini menyapaku. Reno asisten dosen yang begitu menawan dengan sajak berkharisma. Aku sangat suka dengan sunggingan senyumnya yang ramah itu.

“Sudah pulang kuliah?”
“Eee..iya.” Aku mengangguk kikuk
“Ngobrol bareng yuk.” Reno mengajakku duduk berdua di salah satu sudut kantin kampus

Aku hanya memandangnya tanpa dapat berkedip dengan sering, Reno terlalu memesona untukku. Suaranya ternyata juga begitu menggodaku untuk jatuh cinta.

“Sajak-sajak kamu bagus juga ya di twitter?” Ia memecah keheningan diantara kami
“Sajak?”
“Iya, lah kamu yang punya akun sisilia jingga itu kan?”

Mukaku terasa memerah, ternyata dia tahu aku. Dia tahu akun twitter itu milikku.

“Ah, iya iya.” Aku tersenyum malu-malu
“Kapan-kapan ajari bersajak yang bagus seperti punya kamu ya.”
“Nggak sebagus itu kok Ren.”

“Kamu berbakat sekali jadi sastrawati Sil.” Ia memandang mataku sambil tersenyum , bola mata kami beradu dan saat itulah aku benar-benar berharap bahwa memang tiba-tiba cinta datang padaku. Pada detik itu pula aku berharap ia merasakan hal yang sama denganku.

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

loading...

2 komentar

Kunjungan pertama sist, jangan lupa foll back ya ;)


EmoticonEmoticon