Gadis Periang

Tags

Gadis Periang

Masih bekas, peluk yang kaurengkuh lekas
Saat mendung di angkasa senja meretas
Sekali pandang senyemmu merekah
Meski tak ada gincu poles merah
Walau temu sekilas
Menyisakan rindu tak berbatas
Ada ceria terpatri di dirimu
Aku pikir tak akan pernah habis meski jemu
Andai segala macam gadis seriang itu
Mungkin warna remaja terbias cerah menderu

Selayak bunga api yang meletup
Kegirangan padamu tak pernah mengatup
Hai gadis,
Tebarkan selalu aroma arum manis
Agar bahagia tak mudah terkikis
Sebab keadaan kadang ciptakan tangis

Mbak Fikha....
Sudah aku buatkan puisi nih, tuntas utangku? He he. Maaf kalau hanya sebatas begitu saja puisinya.

Apa kabar mbak Fik? Hanya dua kali kita bertemu, setelah itu kita sibuk dengan tugas masing masing. Pertama kali mengenalmu aku merasa kau selalu saja ceria seperti itu. Pernah memang kau ceritakan banyak kisah cinta yang mengharu biru tapi aku yakin kau masih seorang perempuan yang kuat seperti kau memberikan aku semangat. Mbak Fikha masih memanggilku poni ya? Ha ha ha. Agak aneh juga ya setelah aku nggak lagi sama sama dia. Itu kan panggilan ‘sayang’nya ke aku. Tapi ya sudahlah cukup.

Terima kasih mbak Fik sudah menjadikan aku teman meski kita baru saja mengenal. Bahkan menurutku kita mampu akrab dalam sekejap. Aku suka dengan keceriaan dan keceriwisanmu membagi cerita. Ada saja kisah yang kau lontarkan saat bersamaku. Seseorang yang welcome dengan banyak orang termasuk aku. Kapan kapan kita jalan berdua lagi ya, cari tempat tongkrongan dan kuliner yang asik asik. Oh iya, kasih tahu aku ice cream yang enak lagi dong :D

Mbak Fik, sebagai perempuan kita pasti menginginkan sosok pendamping yang mengerti dan menyayangi kita. Semoga kita menemukan lelaki yang benar benar tulus mencintai kita ya...

Aku tunggu ajakan hang outnya lagi ya mbak Fik, suskses buat skripsinya ;D

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

loading...


EmoticonEmoticon